Kami Masih Berjuang

Bogor, 21 Sept 2024

Assalamualaikum ..

Hari minggu yang cerah, hari pertama setelah 3hari full ditemenin suami dirumah, hari ini beliau ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, sampai akhirnya saya bisa melanjutkan blog ini.

Bismillah ..

04 Sept 2024

Awal bulan Sept saya merasakan ada yang berbeda dengan badan saya, lemas, telat mens dan saya mencoba test pack setelah sekian lama sudah tidak ingin berkawan dengan barang tersebut.

MashaAllah garis 2 yang selama ini kami nantikan terlihat jelas dan tegas. Haru dan bergetar tangan ini saat melihat garis 2 tsb di jam 01 malam. Saya coba di tanggal 04, 11 dan 13 Sept 2024. Dapat dilihat saya tidak sedang bermimpi, tidak sedang berhalusinasi, saya benar garis 2 dan itu pertanda saya hamil.

Sebagai pejuang garis 2 baik secara materi dan mental yang diuji, saya juga sebagai pejuang PCOS rasanya sudah hampir putus asa. Saya dan suami sudah ada dibatas benar² ikhlas.

06 Sept 2024,

Pertama kalinya kami pergi ke RS khusus spec SPOG, disana saya di USG dan hasilnya dinyatakan masih penebalan dinding rahim, belum ada kantung janin yang terlihat. Dokter meresepkan obat penguat janin karena melihat usia pernikahan kami hampir 3tahun, pernah gagal inseminasi, dan PCOS

Sesampainya dirumah suami mendaftarkan saya diaplikasi KAI untuk mendapatkan PIN ibu hamil. Akhirnya saya mendapatkan PIN tsb dan menjadi prioritas dimanapun, MashaAllah.

Selama hamil saya tidak merasakan mual, lemas atau apapun yang biasa dirasakan ibu hamil pada umumnya. Saya bahagia, batin saya selalu bernyanyi riang, semangat berangkat kerja karena saya sudah punya kursi prioritas sendiri tanpa harus berebut. Selama 12tahun kerja di Jakarta, akhirnya saya bisa merasakan duduk dikursi prioritas. Saya sangat merasakan rasa haru sesampainya dikantor, saat itu sahabat rekan kerja mulai mengetahui kehamilan saya, banyak doa yang mereka panjatkan demi kehamilan pertama yang sangat saya nantikan. Lengkap sudah rasa bahagia dibulan september ini. Suami sangat siaga, apapun yang saya minta akan berusaha dia beri, dia sangat peduli, dia sangat khawatir. 

11 Sept 2024

Sesampainya saya dikantor, ketika BAK terlihat ada flex berwarna coklat. Sedih, takut, langsung saya bertanya kebeberapa teman, ini apa ? Mereka menjawab itu hanya flex gk usah khawatir. Tanpa berpikir panjang saya kabari suami, dan dia meminta untuk segera ke RS dan saya izin pulang cepat alhamdulillah rekan kantor support untuk segera bergegas pulang. 

Sesampainya distasiun, saya lihat dari kejauhan suami tersenyum penuh harap dan hanya bertanya " ayang gpp kan ? Kita langsung ke RS ya " . Sepanjang jalan kami terdiam, ini kenapa ? 

Setelah menunggu dokter hampir 4jam lamanya, janin saya dinyatakan tidak berkembang dan dokter langsung meresepkan obat peluruh atau obat untuk membersihkan rahim. 

Kami tidak banyak bertanya hanya info dari dokter tidak berkembangnya janin salah satu penyebabnya karena ada kelainan kromosom dan ini hal yang biasa terjadi, bukan hanya kami yang merasakan seperti ini. Keluar dari ruangan kami segera mengambil opsi RS lain, pergilah kami ke RSIA, disana kami di USG trans V, terlihat masih ada kantung janin berusia 5W, memang tidak sesuai dengan HPHT. Namun dokter meminta untuk bertahan dan diresepkan kembali obat penguat janin oral dan vaginal.

Ada setitik harapan karena kami melihat ada kantung janin kecil itu. Sesampai dirumah, ada flex yang keluar cukup besar. Saya bilang sama suami ini apa ? Namun suami masih tetap optimis. Meminta saya tenang dan istirahat, semua pekerjaan rumah, urusan makan, sudah dihandle suami. Kasian liatnya dia bolak balik keluar beli makan, belum lagi harus handle urusan rumah tangga. Saya benar² seperti orang sakit, hanya bisa rebahan dikasur agar tidak semakin pendarahan. 

19 Sept 2024

Saya masih pendarahan hebat, saya tanya suami apakah masih harus minum obat, suami masih optimis, minum aja ya sayang, ini salah satu ikhtiar kita sampai kita besok ke RS lagi. Padahal saya sudah pesimis karena tanda² hamil sudah tidak saya rasakan, payudara yang besar dan sakit perlahan kembali ke semula, hormon hamil itu sudah tidak ada.

20 Sept 2024

Kami pergi ke RS baru, berharap ada jawaban yang lebih hangat dan bisa kami terima dengan waras. Kami memilih poliklinik eksekutif karena saat ini apapun akan kami lakukan, jangankan perihal uang, darah nyawa pun akan kami berikan jika itu yang terbaik untuk janin ini.


Setelah menunggu hampir 3jam, dipanggilah nama saya dan bertemu dengan dokter yang pembawaannya teduh, tanpa masker, tanpa sekat, jadi kami bisa ngobrol santai dan tenang. Benar, janinku tidak berkembang. Kami berdua sudah siap dengan apapun hasilnya. Dokter bilang ini bukan hal yang aneh bu, ibu sudah hamil hanya belum rezeky saja. Lalu saya dijadwalkan kuret di hari rabu tanggal 25 Sept 2024. Untuk hasil USGnya terlihat kantung janinnya sudah bergerak jauh dari rahim dan sudah tidak berbentuk. Sudah dipastikan tidak ada lagi yang bisa dipertahankan.

Keluar dari RS kami saling bergandeng tangan dan saling menguatkan. Perjalanan kehamilanku yang singkat ini membuat kami semakin kuat, membuat kami semakin saling menyayangi. Bahkan sesampai dirumah yang saya tangisi bukan janin yang tidak berkembang, karena itu sudah haknya Allah SWT, tidak bisa saya paksakan. Namun yang saya tangisi adalah bagaimana jika saya tanpa dia ( suami ), ternyata saya cuma punya dia dalam hidup ini yang ngurusin, memberikan kasih sayang, peduli, cuma dia yang saya punya. Ditengah kesedihan saya sebagai wanita yang selalu merasa gagal, ada sosok laki² yang selalu bilang, " aku sayang banget sama kamu, jangan tinggalin aku ya ".





Ya Allah terimakasih telah memberikan kami pengalaman 2minggu jadi seorang ibu dan ayah, walau hanya sesaat tapi kami sangat bahagia. Terimakasih telah memberikan saya sosok suami yang lembut, tanggungjawab dan penuh perhatian. Jagalah dia diluar penjagaanku ya Allah. 

I love you Pak Khairil <3 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wahai Hamba Allah yang Menyakitiku Dengan Terlalu, Kehadiran dan Maafmu Datang di Waktu yang Tidak Tepat

Pengalaman Inseminasiku sebagai Pejuang Garis Dua