Wahai Hamba Allah yang Menyakitiku Dengan Terlalu, Kehadiran dan Maafmu Datang di Waktu yang Tidak Tepat
Dengan jelas ku ingat hari perpisahan kita, hari dimana kau putuskan
untuk menyudahi yang sudah – sudah, hari dimana kau menyerah atas segala
perjuangan kita. Tak ada alasan saat itu mengapa kau memutuskan untuk
mundur. Segala harapan yang telah kita buat sedemikian indahnya seketika
hancur atas keputusanmu.
Layaknya manusia biasa sudah pasti aku terluka, sudah pasti aku mengganggapmu tak setia sampai aku membencimu sejadi – jadinya.
Kini
kau hadir kembali disaat hatiku tak lagi terisi namamu, saat otakku
sudah tak pernah mengenangmu. Bukan terlambat tapi lebih tepatnya itu
semua hal sia – sia yang kau lakukan saat ini. Penyesalan, kata maaf
serta janji yang kau ungkapkan tak dapat mengembalikan rasa itu kembali.
Ku akui keputusanmu saat itu mampu membuat siangku menjadi malam,
tawaku menjadi tangis dan aku merasa hidup tapi seperti mati.
Aku bangkit dan menyadari hidupku terlalu bodoh hanya untuk meratapi orang yang tidak mencintaiku, sedangkan waktu terus berjalan, aku mencoba untuk bangun dan berdiri tegak tanpa kehadiranmu dalam hidupku.
Kini,
aku telah bahagia bahkan aku telah melupakan segala tentangmu. Luka
hatiku perlahan sembuh dengan kehadiran orang – orang terbaik dalam
hidupku. Sudah cukup kebodohanku atas sikapku yang terlalu
menghambakanmu, terlalu menggantungkan harapan kepadamu. Saat itu Tuhan
menarikmu dari hidupku, memang menyakitkan tapi aku sadar Tuhan sangat
merindukanku.
Maafmu ku terima, tapi saat ini aku telah berjanji akan menghijrahkan hidupku hanya untukNya.
Komentar
Posting Komentar